Lampu Pijar

gelap-cahaya-terang

  • Hei, selamat datang, sugeng rawuh, welcome di blog saya. Di sini tempat corat-coret saya. Itung-itung turut mengurangi pemakaian kertas dan menjaga lingkungan :). Let's go green and enjoy reading.

Ini Ceritaku

Posted by Arif Sofi On Selasa, Mei 29, 2012 2 comments

“Manusia hanya bisa berencana, Alloh yang menentukan”
Lulus kuliah, langsung kerja, mendapat penempatan yang diidam-idamkan, bla bla bla. Awalnya itu yang muncul dalam anganku ketika baru saja menyelesaikan masa perkuliahan di kampus “plat merah” tersebut. Lulusan kami memang disiapkan untuk menjadi abdi negara. Setelah lulus kami biasanya akan ditempatkan di kementerian atau instansi yang telah ditunjuk, ikatan dinas orang menyebutnya. Cukup menarik sepertinya, kuliah tanpa bea, lulus ada jaminan kerja.
Tersenyum, itu yang aku lakukan ketika aku kembali menerawang anganku, mengingat-ingat kembali rencana-rencana yang akan kulakukan selepas meninggalkan bangku pendidikan. Tak sepenuhnya yang aku (atau mungkin kami) pikirkan berjalan dengan mulus. Setelah lulus dari masa perkuliahan, hampir 4 bulan tak ada kabar tentang nasib kami selanjutnya. Hanya berita-berita yang belum jelas kebenarannya yang sering kali terbit di grup jejaring sosial angkatanku. Benar-benar 4 bulan yang vacuum, belum ada kejelasan dan tanpa pekerjaan. Miris.
Masa penantian itu sedikit banyak membebani pikiranku. Hampir stres aku dibuatnya. Rencana-rencana yang tertoreh dalam benakku satu per satu mulai kabur. Benar-benar diluar dugaan. Untungnya ada ibu dan bapak yang senantiasa menasihati dan memberikan support. Juga saran-saran dari kakak dan teman-teman yang lain.
Tak lama, kabar yang aku (kami) tunggu akhirnya muncul juga. Kabar yang setidaknya memberikan harapan tentang nasib kami kedepannya. Kabar yang telah kami nantikan kehadirannya. Sedikit terkembang senyum kala itu. Alhamdulillah.
Tentu saja penantianku belum berakhir sampai disitu. Problema lain telah menanti di depan sana, belum ada kejelasan tentang status pekerja. “Pegawai magang,” begitu bapak bilang. Kalau ditanya kapan status “pegawai magang” itu berganti nama menjadi “pegawai” saja, lagi-lagi aku pun hanya tersenyum. Entahlah.
Memang bukan ini yang aku harapkan sejak awal, atau tepatnya yang  aku angan-angankan. Menunggu itu membosankan, menurutku. Orang tuaku tak banyak komentar ketika aku mengeluh tentang keadaanku saat ini. Ibu dan Bapak lebih banyak bercerita tentang pahit getir hidupnya tempo dulu. Tentu saja lebih banyak ketidakjelasan dan ketidakpastian bila dibandingkan denganku saat ini. Dari situ aku paham, bahwa saat ini aku lebih beruntung daripada mereka. Aku hanya perlu bersabar.
“Kalau tidak begini, tidak akan seru jalan cerita hidupku,” gumamku.

Nasihatmu Tentang Doaku

Posted by Arif Sofi On Selasa, Mei 22, 2012 0 comments

Saat Allah menjawab doamu
Dia meminta imanmu
Saat Allah belum mejawab doamu
Dia meminta kesabaranmu
Saat Allah menjawab tapi bukan doamu
Dia memilihkan yang terbaik untukmu...

Oleh : Irawan Budi

Bocah Misterius

Posted by Arif Sofi On Selasa, Mei 15, 2012 0 comments

Sedikit Renungan, mudah-mudahan bermanfaat:
"Hey kamu....ayo sini," sapa Luqman dengan halus kepada seorang bocah yang dengan sengaja menganggu
anak kecil lain yang sedang berpuasa. "Siapa namamu? Dari mana asal kamu?" tanya Luqman sambil memegang
lengan bocah itu. Sebenarnya Luqman gemas, tapi ia tahan kegemasan itu. Meski ditanya dengan sopan, bocah itu malah balik mendelik ke arah Luqman dan tertawa menyeringai! Tawa bocah itu membuat Luqman segera melepaskan pegangannya seketika. Luqman merasa bocah ini bukanlah anak sembarangan. Sungguh pun penampilannya kayak bocah biasa. Kaos plus celana pendek. Agak lusuh tapi bersih. Luqman melihat mata bocah itu. Mata itu bukanlah mata anak manusia pada umumnya. Ditambah lagi, sebelumnya Luqman tidak pernah melihat bocah itu dikampungnya, kampung Karangdowo, Bae - Kudus. Luqman sudah bertanya kesana kemari, adakah tetangga atau orang dikampungnya yang mengenali siapa bocah itu dan siapa keluarganya. Semua orang yang ditanya Luqman menggelengkan kepala, tanda tak tahu.

-----------------------------

Talk Less, Do More

Posted by Arif Sofi On Rabu, Mei 09, 2012 2 comments

Tak cukup hanya dengan nasihat ini itu, tapi harus take action, terjun langsung di lapangan.

Mencontohi secara langsung akan lebih mengena daripada sekadar cakap belaka.

~just my opinion~

Karena Cinta

Posted by Arif Sofi On Kamis, Mei 03, 2012 2 comments

Kali ini lagi-lagi saya akan membahas tentang cinta, maklum penulis lagi jatuh cinta (abaikan kalimat terakhir). Tapi sebelumnya saya mau bertanya, apakah teman-teman pernah merasakan yang namanya jatuh cinta? Saya menganggap teman-teman pernah jatuh cinta. Bagaimana perasaan teman-teman saat itu? Tentunya sangat luar biasa bukan? Bahkan ada yang mengatakan perasaan jatuh cinta itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Memang efek yang timbul dari perasaan yang namanya cinta ini sangat luar biasa, bak kekuatan yang tak terhitung nilainya, infinity.
Ketika jatuh cinta, dalam hati ini bergejolak campur aduk perasaan yang luar biasa hebatnya. Perasaan senang, berdebar-debar, bahagia, rindu, kangen, takut kehilangan, cemburu dan masih banyak lagi. Dalam angan-angan kita akan selalu terbayang wajahnya, senyumnya, gaya bicaranya, dan juga tatapan matanya saat berbicara dengan kita. Namanya pun pasti mendapatkan tempat istimewa di hati kita. Kekuatan cinta memang sangat luar biasa. Orang yang sedang jatuh cinta pasti akan melakukan yang terbaik untuk orang yang dicintainya. Dengan bermodalkan cinta, seberat apapun rintangan dan derita yang menghadang pasti akan dilakoni dengan senang hati. Subhanalloh, sungguh indah nikmat Alloh yang satu ini (jika sudah menjadi cinta yang halal tentunya).
Sungguh dahsyat kekuatan yang timbul dari sebuah hal kecil yang bernama cinta. Yah cerita di atas adalah sebuah contoh kecil dari cinta kita kepada manusia dalam hal ini adalah sesama makhluk ciptaan Alloh. Bagaimana jika cinta tersebut kita aplikasikan untuk Sang maha pemberi cinta itu sendiri? Saya yakin hasilnya pasti lebih dari sekadar luar biasa.
Dari Anas ra., dari Nabi SAW beliau bersabda, “Ada tiga perkara barangsiapa tiga hal itu ada pada dirinya, maka ia menjumpai manisnya iman, yaitu jika Alloh dan Rasul-Nya lebih dicintainya ketimbang selain keduanya, dan jika cinta kepada seseorang, dimana tidak mencintainya kecuali karena Alloh dan jika benci kembali kepada kekafiran sebagaimana benci apabila dilempar ke dalam api neraka.” (HR. Bukhori Juz I Bab Halawatul Iman)
Ketika kita menyatakan diri kita cinta kepada Alloh, segala sesuatu yang kita kerjakan seharusnya adalah apa-apa yang disenangi oleh Alloh. Kita akan senantiasa melaksanakan perintah Alloh dan menjauhi larangan Alloh (bukankah sejak masih di bangku sekolah dasar kita sudah diperkenalkan dengan materi bertakwa kepada Alloh dan Rosul?). Dalam angan-angan kita akan selalu teringat nama Alloh. Ketika nama Alloh disebutkan tentunya kita akan merasa sangat bahagia karena kita mencintai-Nya. Kita akan senantiasa berzdikir kepada Alloh, kita akan senantiasa memuji kepada Alloh.
Tidak menutup kemungkinan akan timbul sebuah kekuatan cinta yang spiritual yaitu cinta kita kepada Alloh. Sehingga untuk beribadahpun rasanya akan sangat menyenangkan karena hati kita sudah mencintai Alloh. Sholat wajib pun menjadi semakin tertib, doa malam tidak pernah ketinggalan, puasa sunnah  terasa enteng dsb. Selain itu, tentu kita juga tidak mau menyakiti perasaan-Nya dengan melanggar batas-batas keharaman-Nya. Malu rasanya jika kita sampai melanggar larangan dari Alloh. Lha piye tho? Wong namanya cinta . Pastinya kita akan melakukan yang terbaik untuk-Nya kan?
***
Ya Alloh, zdat yang memberi cinta
Jadikanlah hambamu ini agar senantiasa mencintai-Mu
Buatlah hati ini agar selalu merindu-Mu
Ijinkanlah jiwa ini mencintai-Mu seutuhnya, Yaa Rahmaan Yaa rahiim

Di kursi bambu
Dalam rindu keluarga yang harmonis

Chance

Posted by Arif Sofi On Selasa, Mei 01, 2012 0 comments

Kau pernah memilih sesuatu? Ah, kurasa kau pernah memilih. Yah, kata pepatah “hidup adalah sebuah pilihan”.
Tapi apakah kau pernah merasa ragu, kuatir, atau bahkan menyesal terhadap pilihanmu?
***
Manusia hidup di dunia ini pasti tak terlepas dengan yang namanya pilihan. Bagaimana tidak, sudah fitrahnya manusia memiliki keinginan, cita-cita bahkan hawa nafsu. Tapi kenyatannya, tidak semua yang kita inginkan bisa kita wujudkan karena disini kita membutuhkan sebuah kesempatan. Okelah, kita dapat melakukan suatu hal yang sama dalam suatu kesempatan yang berbeda, tapi kita tidak dapat melakukan suatu hal yang berbeda dalam satu kesempatan yang sama. Kesempatan tak datang dua kali. Oleh karena itu, dalam “satu kesempatan” tersebut kita dihadapkan pada sebuah pilihan. One chance one choice.
Adakalanya kita merasa menyesal dengan apa yang telah kita pilih. Rasanya seperti ada sesuatu yang kurang sreg di hati. Seandainya menyesal ada di depan, mungkin semua ini takkan terjadi. Tapi apa boleh buat, toh kita bukan doraemon yang dengan kantong ajaibnya bisa mengembalikan waktu, kita juga tidak mempunyai kemampuan precognition, backtrack atau de javu.
Sebenarnya perasaan ragu, kuatir bahkan menyesal juga merupakan sebuah pilihan. Mungkin terdengar aneh. Tapi lihatlah, semua perasaan tersebut diri kita sendiri yang menciptakannya. Itu hanyalah sugesti yang terus berputar-putar dalam kepala kita sehingga kita terbayang-bayang oleh perasaan negatif tersebut. Memang tak salah kalau ada yang mengatakan bahwa sugesti dapat mempengaruhi pemikiran seseorang, misalnya saja efek plasebo atau bisa juga hipnotis.
Sebenarnya apa yang harus disesalkan dengan pilihan kita. Kita sendiri yang memilih kok merasa menyesal. Aneh bukan?
Kita tak perlu menyesal dengan apa yang telah kita pilih. Jalani saja apa yang sudah kita pilih. Tak usah kuatir dengan risiko yang akan menghadang kita, anggaplah itu sebagai tantangan. Berani mengambil sebuah pilihan berarti kita juga berani mempertanggungjawabkan risiko dari pilihan yang kita ambil. Pilihlah sesuatu sesuai hati nurani kita dan tetaplah huznudhon billah. Percayalah bahwa yang kita pilih adalah yang terbaik dan berdoalah agar Alloh selalu memberi kebarokahan. Mungkin saat ini kita belum menyadari bahwa apa yang telah kita pilih adalah yang terbaik. Tapi ketika saatnya tiba, kita akan merasa takjub dengan skenario Alloh. Percayalah bahwa semua akan indah pada waktunya.senyum