Pukul 07.15 WIB
Setelah absen, aku
langsung naik ke ruanganku di lantai 10. Berhubung pagi tadi aku sudah makan,
kali ini aku memutuskan untuk tetap di ruangan. Mengeluarkan netbook dari dalam tas kemudian
menyalakannya. Sembari menunggu proses booting
selesai, aku menyeduh secangkir teh manis hangat, lumayanlah untuk
menghangatkan suasana di pagi ini. Baru beberapa saat aku duduk di kursiku, ada
orang yang mengucapkan salam dari arah belakangku.
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumussalam,” jawabku.
Oh ternyata seorang
Bapak dari direktorat sebelah. Ada apa gerangan pagi-pagi begini beliau mencariku.
“Mas Arif ada photoshop nggak?”
“Ada pak.”
“Amal sholih edit foto anak saya, Mas. Mau dipake buat haji,” kata si Bapak sambil menyerahkan
flash disk.
“Fotonya yang mana pak?”
“Yang itu Mas,” sambil menunjuk foto seorang gadis berjilbab hitam.
“Ceritanya anak saya kan punya uang, Mas. Tadinya mau buat beli mobil,
terus saya nasihati biar uangnya dibuat haji dulu, ternyata dia mau.
Alhamdulillah Mas, malah sekarang dapat rizki lagi, akhirnya dia buat bayar
uang muka mobil.”
Aku ikut tersenyum
mendengar cerita si Bapak sambil berangan-angan, “Kapan ya aku bisa pergi haji?”
“Mas Arif mau nggak sama anak saya?”
“Eh,” aku
terkejut bercampur bingung mendengar tawaran si Bapak. Angan-angan tentang haji
pun buyar seketika.
“Dia udah mau haji Mas, penghasilannya insya Alloh juga sudah lumayan.
Apa sampeyan sudah punya calon?”
***
Bingung? Lebih dari
sekadar bingung. Saat si Bapak bertanya tadi, aku hanya bisa bengong. Tidak
bisa untuk menolak, juga tidak bisa untuk menerima. Yah, aku tadi hanya
terdiam. Sepertinya otakku tadi tidak bisa berpikir secerdas biasanya,
benar-benar kaku.
Aku pernah bertanya pada
kakakku. Seandainya diumur yang sekarang aku menikah, apakah pantas?
Kurang lebih beginilah
yang kakak katakan waktu itu. Menikah itu bukan masalah pantas atau tidak
pantas. Menikah adalah proses dimana kamu akan mengemban amanah baru, memiliki
kewajiban dan hak baru, menerima keluarga yang baru. Umur itu bukanlah
penghalang bagi seseorang untuk menikah. Menikah di usia muda atau mungkin di usia
tua, semuanya adalah kehendak Alloh. Ketika Alloh telah mengkodar kamu akan
menikah, maka pada saat itu Alloh telah menilai bahwa kamu sudah siap dan
pantas untuk menikah. Pada saat itu juga, Allohlah yang akan mempertemukan kamu
dengan jodohmu.
Kalau boleh jujur, aku
merasa bahwa saat ini aku belum siap untuk menikah. Mungkin untuk menikahnya sudah
siap, tapi untuk urusan lain-lain setelah menikah itu yang belum siap. Terutama
masalah finansial. Jelas, aku belum punya modal. Kerja, maksudku diangkat
menjadi pegawai, baru tanggal 1 Oktober kemarin.
Mengenai calon, kalau
ada yang bertanya padaku tentang calon, aku punya dua versi jawaban. Yang pertama
aku bisa bilang belum punya calon atau yang kedua aku bisa bilang bahwa aku
sudah punya calon. Kalau suka dengan seseorang, bisa dikatakan saat ini aku sedang
menyukai seseorang. Tapi apakah pada akhirnya nanti aku berjodoh dengan dia
yang aku suka saat ini, belum tentu bukan? Bahkan sampai saat ini, akupun tidak
tahu apakah dia juga suka denganku. Bisa jadi malah cuma cinta bertepuk sebelah
tanagn. Lantas, apa yang seperti itu bisa disebut calon? Mungkin lebih pantas
bila disebut calon kuadrat karena saking tidak jelasnya. Tidak salah juga jika
aku menjawab bahwa aku sudah punya calon, bahkan lebih dari sekadar calon. Ya,
aku sudah punya lebih dari sekadar calon dan kami nanti akan menikah. Tapi sayangnya
aku belum tahu dimana dia sekarang dan siapa dia. Yang ini juga sama-sama tidak
jelasnya.
Untuk saat ini sepertinya
aku butuh waktu untuk berpikir. Eh, aku tidak harus terlalu memikirkannya. Biarkan
Alloh saja yang memikirkan dan memilihkan apa-apa yang terbaik dan terbarokah
untukku. Karena Allohlah yang maha mengetahui lagi berkehendak. Satu yang aku
yakini, bahwa siapapun nanti yang akan menjadi jodohku, insya Alloh sesuai
dengan yang aku pinta dalam setiap sujud dan doaku.
Tak usah terlalu
membebani pikiran, bersiap-siap untuk tidur. Semoga nanti bisa bangun dan doa
sepertiga malam yang akhir, mencurahkan semuanya kepada Alloh, berdoa lebih
mempeng dari biasanya. Insya Alloh besok pagi, Alloh sudah mengirimkan
jawabannya. Semoga.
Posting Komentar