Saat Allah menjawab doamu
Dia meminta imanmu
Saat Allah belum mejawab doamu
Dia meminta kesabaranmu
Saat Allah menjawab tapi bukan doamu
Dia memilihkan yang terbaik untukmu...
Oleh : Irawan Budi
Sedikit Renungan, mudah-mudahan bermanfaat:
"Hey kamu....ayo sini," sapa Luqman dengan halus kepada seorang bocah yang dengan sengaja menganggu
anak kecil lain yang sedang berpuasa. "Siapa namamu? Dari mana asal kamu?" tanya Luqman sambil memegang
lengan bocah itu. Sebenarnya Luqman gemas, tapi ia tahan kegemasan itu. Meski ditanya dengan sopan, bocah itu malah balik mendelik ke arah Luqman dan tertawa menyeringai! Tawa bocah itu membuat Luqman segera melepaskan pegangannya seketika. Luqman merasa bocah ini bukanlah anak sembarangan. Sungguh pun penampilannya kayak bocah biasa. Kaos plus celana pendek. Agak lusuh tapi bersih. Luqman melihat mata bocah itu. Mata itu bukanlah mata anak manusia pada umumnya. Ditambah lagi, sebelumnya Luqman tidak pernah melihat bocah itu dikampungnya, kampung Karangdowo, Bae - Kudus. Luqman sudah bertanya kesana kemari, adakah tetangga atau orang dikampungnya yang mengenali siapa bocah itu dan siapa keluarganya. Semua orang yang ditanya Luqman menggelengkan kepala, tanda tak tahu.
Tak cukup hanya dengan nasihat ini itu, tapi harus take action, terjun langsung di lapangan.
asti tak terlepas dengan yang namanya pilihan. Bagaimana tidak, sudah fitrahnya manusia memiliki keinginan, cita-cita bahkan hawa nafsu. Tapi kenyatannya, tidak semua yang kita inginkan bisa kita wujudkan karena disini kita membutuhkan sebuah kesempatan. Okelah, kita dapat melakukan suatu hal yang sama dalam suatu kesempatan yang berbeda, tapi kita tidak dapat melakukan suatu hal yang berbeda dalam satu kesempatan yang sama. Kesempatan tak datang dua kali. Oleh karena itu, dalam “satu kesempatan” tersebut kita dihadapkan pada sebuah pilihan. One chance one choice.
