Hari ini tepat 5 tahun
aku menjalin hubungan rumah tangga dengan perempuan yang sangat aku cintai.
Istri yang selalu menemaniku di saat senang maupun sedih. Beruntung aku bisa
memiliki istri yang benar-benar bisa menyenangkan suaminya, bisa takdhim dan
toat terhadap suaminya, istri yang sholihat.
“Ayah, lagi ngelamunin apa sih? Kok
dari tadi Bunda lihat Ayah senyum-senyum sendiri,” tanya istriku sembari
meletakkan pisang goreng dan teh manis hangat di meja.
“Enggak ada apa-apa Bun, Ayah cuma
teringat jaman kita kuliah dulu. Saat Bunda mulai jatuh cinta sama Ayah,”
jawabku sambil tersenyum.
“Ah Ayah mulai merayu nih, bukannya
dulu Ayah yang kesemsem sama Bunda ya,” samar-samar ku lihat rona merah
pada kedua pipi istriku, “cantik”.
Aku adalah mahasiswa
semester 7 Jurusan Teknik Sipil di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Faris
Ramdhani, itulah nama yang tercantum pada akte kelahiranku dan juga ijazah
mulai dari SD sampai SMA. Layaknya mahasiswa pada umumnya, aku juga termasuk
mahasiswa yang senang main kesana-kemari, jalan-jalan ketika hari libur,
berkumpul dengan teman sekampus, tidak jauh berbeda dengan kebanyakan mahasiswa
pada umumnya. Tetapi selain sebagai mahasiswa di UGM, aku juga aktif dalam
kegiatan mahasiswa PPM Jogja di daerah Kepuh. Sejak pertama datang ke Jogja,
aku langsung memilih kos di Kepuh. Selain dekat dengan kampus, disini aku juga
bisa menimba ilmu agama.
“Ris, Faris. Nanti sore ikut latihan
bola nggak?” tanya Hasan yang juga teman sekamarku.
“Insyaalloh San, kalo nggak ada
kuliah tambahan ya.”
“Siiiplah, Eh kamu dapat salam dari
Raisa,” ucap Hasan.
Aku langsung melihat ke arah Hasan.
Kulihat dia cengengesan seperti sedang mengejekku. “Alaika wa’alaihassalam.
Kapan San kamu ketemu sama Raisa?”
“Tadi pagi waktu beli sarapan di
tempat Bu Tum, salah sendiri tadi diajak ke sana nggak mau,” jawab Hasan ketus.
“Tadi pagi masih nglembur tugas San,
dari semalem tugasku belum kelar je,” aku kemudian mengambil helm untuk
bersiap-siap berangkat ke kampus.
“Aku berangkat dulu San,
Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumussalam, ati-ati kang.”
“Oke, eh kalo ketemu Raisa titip
salam buat dia ya!” aku membalikkan badan sembari menutup pintu kamar kos.
Sekelebat aku melihat Hasan lagi-lagi terkekeh mengejekku sambil berujar
beberapa kalimat. Tapi aku tak tahu apa yang dikatakan oleh Hasan saat itu
karena suaranya terkalahkan oleh dentingan pintu yang ku tutup juga derap
langkah kaki ku saat berlari menuruni satu persatu anak tangga di tempat kosku.
Raisa Salsabila, dia
adalah mahasiswi semester 3 Jurusan Farmasi di UGM. Raisa termasuk idola, baik
di kampus maupun ehem..di tempat pengajian. Dia anak yang pandai, terbukti dua
semester sebelumnya dia memperoleh IP dengan predikat cumlaude. Selain itu,
Raisa juga seorang gadis dengan paras yang cantik, rendah hati, dan juga ramah.
Tak ayal banyak teman laki-laki yang mengenal Raisa akan menaruh hati padanya.
Ah kenapa aku memikirkan gadis ayu tersebut atau jangan-jangan aku juga jatuh
hati pada Raisa. Hahaha…entahlah. Tapi dia gadis yang baik menurutku.
Tak terasa aku sudah
sampai di parkiran motor. Setelah mendapatkan tempat parkir, aku segera meletakkan
helm ku di bawah jok motor kemudian bergegas memasuki ruang perkuliahan.
***
+ comments + 2 comments
kalo ngejawab titip salam dr cewek tu "alaika wa'alaihassalam" bukan sih?? Cmiiw
Terimakasih Nabila Sumargono atas Komentarnya di Anugrah Terindah [part 1]@Nabila Sumargonostlh ditanyakan kesana kemari ternyata yg bnr wa'alaihassalam
jazakillahu khoiro mbak :D
Posting Komentar