Lampu Pijar

gelap-cahaya-terang

  • Hei, selamat datang, sugeng rawuh, welcome di blog saya. Di sini tempat corat-coret saya. Itung-itung turut mengurangi pemakaian kertas dan menjaga lingkungan :). Let's go green and enjoy reading.

Mesopotamia Ku

Posted by Arif Sofi On Rabu, Juni 06, 2012 0 comments

Selesai sholat ashar, aku dan temanku tidak langsung naik kembali ke ruangan kami masing-masing. Kami biasanya tinggal sebentar di mushola sekadar untuk menghilangkan kepenatan karena terlalu lama menatap monitor atau bicara ngalor-ngidul nggak jelas. Kali itu temanku membicarakan tentang rumahnya di kampung. Kupejamkan mataku. Aku mulai mengingat kembali rumah yang telah aku tempati selama kurang lebih 17 tahun. Berangsur-angsur ingatanku kembali ke masa lalu. Membawaku menjelajahi dunia dimana aku masih berkumpul bersama keluarga, disebuah rumah di Salatiga.
Aku teringat pelajaran sejarah tentang peradaban pada masa silam, Mesopotamia, daerah diantara dua sungai. Mesopotamia diapit oleh sungai Eufrat dan Tigris. Entah kenapa sewaktu guru sejarah menceritakan tentang Mesopotamia ini, aku langsung teringat rumahku. Memang di depan dan belakan rumahku terdapat sungai, tentunya tidak seperti sungai Eufrat dan Tigris. Sungai kecil nan jernih dan arusnya begitu tenang. Dulunya aku dan kawan-kawan sering bermain di sungai tersebut. Bagi kami, sungai itu adalah tempat bermain yang menyenangkan. Kami bisa berenang, memet, membuat kapal-kapalan, atau sekadar menghilangkan jenuh.
Sedikit berjalan ke halaman, terlihat di sebelah Selatan berdiri kokoh Gunung Merbabu. Nampak begitu gagah dan elok Merbabu di pagi hari. Seakan-akan Merbabulah benteng bagi kota Salatiga. Di sebelah barat terdapat perbukitan yang sengaja ditanami dengan pohon karet. Alaska orang menyebutnya dan baru-baru ini aku paham ternyata Alaska adalah akronim dari “Alas Karet”. Di belakang rumahku dulunya terdapat pohon talok yang sangat rindang. Aku dan adik-adikku sering bermain di bawah pohon tersebut. Bahkan kami membuat semacam rumah pohon di atas pohon tersebut. Tak jarang ibu mengomeli kami gara-gara kami sering memanjat pohon tersebut dan bermain di atasnya. “Nanti kalau jatuh bahaya,” begitu kata Ibu. Segera kami turun dari pohon tapi begitu Ibu kembali ke dalam rumah, kami kembali naik ke pohon tersebut (jangan ditiru, saya dulu anak bandel XD ).
Ketika sore hari, halaman di samping rumah beralih fungsi dari tempat menjemur pakaian menjadi gelanggang olahraga. Kadang menjadi sebuah stadion, kadang berubah menjadi lapangan badminton, pokoknya fungsi bisa berubah sewaktu-waktu. Pertama kali aku menyenangi permainan badminton juga berawal dari sepetak halaman ini. Setiap sore Bapak mengajak kami, para anak-anaknya bermain badminton bersama,lebih tepatnya kami merengek-rengek kepada Bapak agar mau menemani bermain. Terkadang aku bermain single melawan Bapak atau kami bermain double, aku dengan adik keduaku dan bapak dengan adikku yang ketiga. Kala itu aku selalu saja bisa dikalahkan oleh Bapak. Kata Bapak aku masih kalah dalam pengalaman. Tapi kalo masalah bermain bola, bisa dikatakan aku lebih lihai daripada Bapak (sedikit sombong :p). Maklum saja, memang dari dulu aku setiap hari bermain bola di tanah lapang bersama teman-temanku.
“Ayo naik”. Ucapan temanku membuyarkan lamunanku. Sedikit demi sedikit aku membuka mata. Dan kulihat kipas yang berputar di langit-langit mushola. Begitu pelan..pelan..dan pelan. Terkembang sedikit senyum dari bibirku. Ah..tak terasa sudah cukup lama kenangan-kenangan itu tak muncul dalam benak ini. Sedikit kenangan tentang Mesopotamia ku tempo dulu.

Categories: ,

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-q =))