Lampu Pijar

gelap-cahaya-terang

  • Hei, selamat datang, sugeng rawuh, welcome di blog saya. Di sini tempat corat-coret saya. Itung-itung turut mengurangi pemakaian kertas dan menjaga lingkungan :). Let's go green and enjoy reading.

Indahnya Islam

Posted by Arif Sofi On Selasa, September 04, 2012 0 comments


Telah datang dua hadits yaitu dari Aisyah dan Abu Hurairah dan keduanya dalam Shahih. Bahwasanya salah seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Wahai Rasulullah aku telah binasa.”
Kemudian kata Rasul, “Apa yang membuatmu binasa?”
Kemudian ia menjawab, “Aku telah menjima’i istriku siang hari di bulan Romadhon.”
Dan dalam hadits Abu Hurairah, berkata seorang laki-laki, “Ya, Rasulullah aku telah binasa.”
Beliau berkata, “Apa yang telah membuat engkau binasa?”
Kemudian dia menjawab, “Aku telah menjima’i istriku di siang hari bulan Romadhon.”
Beliau berkata, “Apakah engkau punya budak untuk kemudian engkau merdekakan?”
Dia menjawab, “Tidak.”
Kata Rasul , “Apakah engkau mampu untuk shaum dua bulan terus menerus?”
Kemudian dia menjawab, “Tidak.”
Kemudian kata Rasul , “Apakah engkau mampu untuk memberi makan 60 orang miskin?”
Dia menjawab, “Tidak.”
Kemudian dia duduk. Kemudian Rasul mendatanginya dengan membawa satu karung tamr (kurma) kemudian berkata, “Ambillah ini dan engkau bershodaqoh dengan ini!”.
Kemudian laki-laki menjawab, “Ya Rasulullah, tidak ada yang lebih faqir dari aku “demi Alloh  di antara dua kota Madinah ini.”
Kemudian Rasulullah tersenyum dan berkata, “Ambillah ini, dan beri makanlah keluargamu!” (HR. Bukhori)


Hadits di atas menjelaskan mengenai kafarohnya orang yang menyetubuhi istrinya di siang hari pada waktu bulan Romadhon atau dengan kata lain masih dalam keadaan berpuasa. Dalam hal ini saya tidak akan membahas mengenai kafaroh tersebut karena hal itu telah dijelaskan secara gamblang dalam hadits di atas. Saya hanya ingin sedikit bercerita terkait hadits di atas.

Pertama, ajaran Islam tidak memberatkan kaumnya. Coba tilik kembali hadits diatas. Dalam memberikan kafaroh, ajaran Islam memberikan opsi atau pilihan. Ketika tidak mampu untuk memerdekakan budak, maka bisa kafaroh dengan berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Ketika tidak mampu berpuasa 2 bulan berturut-turut, maka bisa kafaroh dengan memberi makan pada 60 orang miskin. Seperti halnya “banyak jalan menuju Roma”, dalam ajaran Islam pun juga “banyak jalan untuk bertobat”. Karena sifat Alloh yang maha pengampun, Alloh selalu membukakan pintu maaf bagi hamba-Nya yang berbuat salah yaitu lewat bertobat. Tinggal kembali pada diri kita masing-masing, MAU-kah kita untuk bertobat atau MALU-kah kita untuk bertobat?
Kedua, ajaran Islam sangatlah indah. Dalam hadits di atas disebutkan bahwa laki-laki yang ingin bertobat tadi adalah orang yang paling fakir diantara kota Mekah dan Madinah. Dan saat itu dia harus menunaikan kafarohnya agar tobatnya diterima. Mungkin secara logika si laki-laki itu akan bertambah fakir atau menderita, dia harus memilih memberi makan 60 orang miskin (padahal dirinya sendiri fakir) atau  berpuasa 2 bulan berturut-turut (ealah pak2, puasa Romadhon yang cuma 1 bulan aja “kobongan” apalagi yang 2 bulan berturut-turut >> tambah menderita) atau memerdekakan seorang budak (budak harganya muahaaaal mamen). Tapi karena Islam yang begitu indah, alih-alih dia membayar kafaroh, si rojul malah mendapat kurma dari Nabi dan disuruh untuk diberikan kepada keluarganya. Memang hal ini khususon untuk si rojul tersebut, tapi dengan adanya hadits ini kita menjadi  tahu keindahan ajaran Islam. Menetapi Islam akan terasa indah jika kita mau menaati peraturan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketika kita ndilalah kok dikodar melanggar larangan Alloh, maka aturannya ya kita supaya bertobat. Bayangkan jika laki-laki tadi tidak mau bertobat, maka dia akan mendapatkan dosa, dan mungkin kita tidak akan tahu hukum orang yang menjima’ istrinya di siang hari pada bulan Romadhon. Lain ceritanya ketika laki-laki tadi mau bertobat, dia mendapatkan ampunan dari Alloh, dia mendapatkan rizki berupa sekarung kurma, dan kita jadi tahu hukum orang yang menjima’ istrinya di siang hari pada bulan Romadhon. Begitu indahnya Alloh mengajarkan tentang Islam kepada kita (umat muslim).
Ketiga, dan ini merupakan kata-kata yang saya suka. Skenario Alloh jauh lebih menakjubkan daripada skenario buatan manusia. Bermula dari suatu pelanggaran, Alloh memberikan rizki kepada si laki-laki dan juga keluarganya. Mungkin dalam nalar manusia hal ini tidak mungkin terjadi, tapi lain jika Alloh yang memegang kendali. Yang awalnya laki-laki tersebut melakukan “kobongan”, ujung-ujungnya dia malah mendapat satu karung kurma. Tapi jangan diputarbalikkan, “ iseng-iseng melanggar ah, barang kali Alloh memberikan rizkinya lantaran ini” #langsung digampar pak kyai. Sekali lagi ini khususon untuk si rojul di atas. Paling tidak dengan hadits di atas kita semakin yakin bahwa “Alloh akan memberikan rizki dari arah yang tak disangka-sangka”. Selama kita mau berjuang dalam sabilillah (jalan Alloh a.k.a Islam) maka yakinlah Alloh akan selalu menolong kita (termasuk salah satunya memberikan rizki). Ya, Alloh akan memberikan pertolongan dengan skenario yang telah dibuat oleh-Nya.
Semoga Alloh memberikan manfaat dan barokah.

Categories:

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-q =))